Perempuan, Alam, dan Masa Depan, Merawat Kehidupan Menuju Indonesia Emas 2045

Share

Peringatan Hari Ibu Tahun 2025 yang jatuh pada 22 Desember menjadi momentum reflektif tentang peran strategis perempuan dalam menjaga denyut kehidupan bangsa. Mengusung tema “Perempuan Berdaya dan Berkarya Menuju Indonesia Emas 2045”, makna Hari Ibu tahun ini tak hanya berbicara tentang keluarga dan ruang domestik. Namun juga tentang kontribusi nyata perempuan dalam menjaga keberlanjutan sumber daya alam hayati dan ekosistemnya.

Di Jawa Timur, perempuan hadir sebagai penjaga sunyi alam, dari lereng hutan, pesisir, hingga pulau-pulau kecil. Mereka terlibat aktif dalam rehabilitasi mangrove, pengelolaan hutan berbasis masyarakat, perlindungan satwa liar, hingga pendidikan konservasi di tingkat tapak. Peran ini menjadi fondasi penting bagi keberlanjutan ekosistem dan ketahanan lingkungan di masa depan.

Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Timur (BBKSDA Jatim) menilai bahwa keberhasilan konservasi tidak dapat dilepaskan dari keterlibatan perempuan sebagai agen perubahan. Pendekatan konservasi yang inklusif, partisipatif, dan berkeadilan gender terbukti mampu memperkuat daya dukung lingkungan sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar kawasan konservasi.

Kepala Balai Besar KSDA Jawa Timur, Nur Patria Kurniawan, dalam refleksi Hari Ibu 2025 menyampaikan bahwa perempuan memiliki peran kunci dalam membumikan nilai-nilai konservasi hingga ke akar rumput.

“Ibu adalah simbol kehidupan. Dari rahim seorang ibu, lahirlah generasi yang akan menentukan masa depan bangsa. Demikian pula dengan alam, ia harus dirawat dengan kasih, kesabaran, dan keteguhan. Perempuan memiliki naluri dan kekuatan sosial yang luar biasa untuk menjembatani nilai konservasi dengan kehidupan sehari-hari masyarakat,” ujarnya.

Beliau juga menambahkan bahwa menuju Indonesia Emas 2045, konservasi tidak cukup hanya berbasis regulasi dan penegakan hukum, tetapi juga harus tumbuh sebagai budaya. Dalam konteks inilah peran perempuan, sebagai pendidik pertama, penggerak komunitas, dan penjaga nilai, menjadi sangat strategis dalam menanamkan kesadaran ekologis lintas generasi.

Melalui peringatan Hari Ibu 2025, Balai Besar KSDA Jawa Timur mengajak seluruh elemen masyarakat untuk memperkuat kolaborasi dengan perempuan di berbagai lini konservasi. Sebab menjaga keanekaragaman hayati bukan semata tugas negara, melainkan ikhtiar bersama untuk merawat kehidupan.

Di tangan perempuan yang berdaya dan berkarya, harapan akan alam yang lestari dan masa depan yang berdaulat secara ekologis menemukan pijakannya. Menuju 2045, dari Jawa Timur, pesan itu ditegaskan kembali, merawat alam adalah merawat kehidupan, sebagaimana seorang ibu menjaga anak-anaknya dengan cinta dan keteguhan.

Penulis: Fajar Dwi Nur Aji – PEH Ahli Muda BBKSDA Jatim
Editor: Agus Irwanto