Patroli Cegah Api Di Jalur Kering Gunung Picis

Share

Di tengah sunyi hutan pegunungan yang mulai mengering, langkah-langkah tim patroli Balai Besar KSDA Jawa Timur terdengar mantap. Dari 26 hingga 28 September 2025, Tim Resort Konservasi Wilayah (RKW) 06 Ponorogo, menapaki jalur rawan kebakaran di Cagar Alam Gunung Picis. Tujuannya satu yaitu memastikan hutan tetap terjaga dari ancaman api yang setiap musim kemarau mengintai dalam diam.

Patroli difokuskan di Blok Sangubanyu I, Blok Trungo, hingga Sangubanyu II, kawasan yang berbatasan dengan hutan lindung dan hutan produksi Perhutani BKPH Wilis Barat. Kawasan ini ditetapkan sebagai prioritas karena hamparan semak belukar, rumput kering, dan seresah yang menumpuk menjadi bahan bakar alami jika percikan api tak terkendali. Ditambah lagi, jalur ini kerap dilalui warga yang mencari pakan ternak maupun menyadap getah pinus, sehingga risiko semakin meningkat.

Hutan Picis masih menyimpan keragaman vegetasi khas Jawa Timur berupa Pasang, Puspa, Morosowo, hingga Angrung dan Kemaduh. Saat tim melakukan uji kelembapan seresah, hasilnya menunjukkan kategori sedang atau masih lembab, tetapi tanda-tanda kekeringan mulai tampak dari patahan ranting yang rapuh. Kondisi ini menjadi alarm dini bagi tim patroli untuk meningkatkan kewaspadaan.

Selain menyusuri titik rawan, tim juga menjumpai masyarakat yang beraktivitas di dalam kawasan. Dialog dan penyuluhan pun dilakukan di tengah jalur setapak. Pesan sederhana namun penting, bahwa api kecil bisa berubah jadi bencana jika lalai. Edukasi ini menjadi kunci agar upaya mitigasi bukan hanya datang dari petugas, melainkan juga dari warga yang sehari-hari bersentuhan langsung dengan hutan.

Hasil patroli kali ini menegaskan bahwa belum ditemukan titik api maupun hotspot di kawasan Cagar Alam Gunung Picis. Namun, dengan vegetasi yang kian mengering, potensi kebakaran tetap tinggi. Karena itu, sosialisasi, pemantauan, dan patroli berlapis akan terus dilaksanakan, demi menjaga hutan Picis tetap hijau, lembab, dan terhindar dari jilatan api yang bisa mengubahnya menjadi lautan bara. (dna)

Sumber: Bidang KSDA Wilayah 1 Madiun – Balai Besar KSDA Jawa Timur