Bawean, 20 Juli 2025. Di temaram senja Pulau Bawean, seekor burung hantu endemik Burung Hantu Kayu Tutul atau Strix seloputo baweana, terbang bebas menembus semak dan dahan. Tidak banyak yang tahu, bahwa burung malam ini baru saja lepas dari nasib tragis, terjebak benang layangan, nyaris dijual secara daring, dan kemudian diselamatkan oleh nurani seorang warga biasa.
Kisah bermula dari unggahan akun Facebook bernama “Alpin” dalam sebuah grup jual-beli lokal Bawean. Postingan itu menawarkan seekor burung hantu, dengan foto seekor Strix seloputo baweana, jenis yang hanya hidup di Pulau Bawean. Insting konservasi langsung bekerja. Tim Matawali dari Resort Konservasi Wilayah (RKW) 10 Pulau Bawean, BBKSDA Jawa Timur, segera bergerak.
“Setelah kami telusuri, ternyata burung itu ditemukan oleh seorang warga bernama Arifin dari Desa Pudakit Timur, Kecamatan Sangkapura,” terang Nursyamsi Kepala RKW 10 Bawean.
“Satwa tersebut terjerat benang layangan dan diselamatkan oleh Pak Arifin. Namun karena ketidaktahuannya, ia sempat berniat menjualnya secara daring”, imbuhnya.
Petugas BBKSDA Jatim kemudian mendekati Arifin, memberikan edukasi tentang pentingnya perlindungan terhadap satwa liar, terutama spesies endemik seperti burung hantu Bawean. Hasilnya? Arifin dengan penuh kesadaran menyerahkan satwa tersebut secara sukarela kepada negara.
Melalui observasi singkat, tim menilai bahwa perilaku burung masih liar dan agresif, indikasi bahwa naluri alaminya belum rusak. Maka keputusan pun diambil cepat, satwa dilepasliarkan kembali ke habitat alaminya di Pulau Bawean.
“Ini adalah salah satu bentuk komunikasi yang baik antara masyarakat dan petugas konservasi. Tindakan penyelamatan ini menjadi gambaran bahwa masih ada harapan besar untuk menjaga spesies-spesies endemik dari ancaman kepunahan,” tegas Kepala Balai Besar KSDA Jawa Timur, Nur Patria Kurniawan.
Burung hantu Bawean bukan hanya satwa liar. Ia adalah simbol keseimbangan ekosistem malam, penjaga sunyi dari hutan yang terus tergerus modernitas. Dan hari itu, seekor penjaga malam kembali pulang ke kegelapan yang damai. (dna)
Sumber: Bidang KSDA Wilayah 2 Gresik – Balai Besar KSDA Jawa Timur