Merawat Rusa, Merajut Harapan Dalam Workshop Konservasi Ex-Situ Rusa Timor di Blitar

Share

Di tengah sejuknya hutan Jatilengger, puluhan mata peserta tertuju pada kandang-kandang rusa timor (Rusa timorensis) yang berlari lincah. Bukan sekadar tontonan, namun sebuah panggung pembelajaran. Pada Kamis, 11 September 2025, Balai Besar KSDA Jawa Timur bersama Perhutani KPH Blitar menggelar Workshop Konservasi ex-situ Rusa Timor di Penangkaran Rusa Jatilengger, Kabupaten Blitar.

Kegiatan ini menghadirkan 40 peserta dari Taman Nasional Kutai, BKSDA Kalimantan Timur, PT Pupuk Kaltim, dan tuan rumah Perhutani KPH Blitar. Mereka berkumpul dengan satu tujuan yaitu memperkuat pemahaman tentang teknis penangkaran rusa sekaligus membuka wacana baru bagi pengembangan konservasi ke depan.

Acara dibuka dengan sambutan hangat dari jajaran pejabat, mulai dari ADM KPH Blitar hingga perwakilan Kepala Balai Besar KSDA Jawa Timur. Dilanjutkan dengan penyerahan cinderamata, momen ini menjadi simbol komitmen lintas lembaga dalam menjaga kelestarian satwa endemik Nusantara.

Paparan materi pertama disampaikan Kiswanto – Pengendali Ekosistem Hutan BBKSDA Jatim yang mengulas pemanfaatan tumbuhan dan satwa liar (TSL) melalui penangkaran. Materi berikutnya datang dari Aga Leofiandra Herlistyan, Kepala Seksi Madya Produksi dan Ekowisata KPH Blitar Perum Perhutani Divre Jawa Timur, yang mengupas sejarah panjang serta dinamika pengelolaan rusa timor di kawasan Jatilengger.

Sesi diskusi berkembang interaktif. Sejumlah persoalan krusial mencuat ke permukaan mulai tentang daya dukung penangkaran ideal serta kaidah dan etika kesejahteraan satwa menjadi sebuah kewajiban unit penangkaran. Kekosongan legalitas perizinan akibat peralihan sistem administrasi nasional, yang kerap menimbulkan kerumitan di lapangan. Risiko inbreeding karena keterbatasan variasi genetik rusa dalam penangkaran serta kendala finansial yang membuat usaha penangkaran belum sepenuhnya menguntungkan tanpa dukungan tambahan.

Isu-isu ini menggambarkan bahwa menjaga rusa timor bukan sekadar soal memelihara, tetapi juga tentang merajut sistem tata kelola yang adil, berkelanjutan, dan berpihak pada kesejahteraan satwa.

Workshop ditutup dengan orientasi lapangan yang dipandu Hermanto, pengelola kandang rusa. Peserta diajak menyusuri areal penangkaran, mengamati langsung perilaku rusa, sebelum akhirnya berkunjung ke Cagar Alam Manggis Gadungan. Tawa, diskusi, dan foto bersama menjadi penanda eratnya kolaborasi antar lembaga dalam mengawal konservasi.

Lebih dari sekadar forum ilmiah, kegiatan ini menjadi wadah tukar pengalaman dan pengetahuan. Dari dinamika teknis hingga isu administrasi, dari kesejahteraan satwa hingga strategi keberlanjutan, semua bermuara pada satu kesadaran bahwa konservasi rusa timor hanya bisa berhasil jika dikerjakan bersama. (dna)

Sumber: Bidang KSDA Wilayah 1 Madiun – Balai Besar KSDA Jawa Timur