Menyelamatkan Penyu Harus Tetap Dalam Kaidah Konservasi

Share

Saat ini masyarakat di Kabupaten Banyuwangi sudah mulai menyadari dan pentingnya keberadaan penyu yang mendarat di sepanjang pantai kabupaten ini. Bentuk perhatiannya pun beraneka ragam, mulai dengan membentuk kelompok masyarakat dan asosiasi dalam mengambil peran konservasi ini. Beberapa kelompok masyarakat dengan nama POKMASWAS hampir di setiap pantai yang didarati oleh penyu berupaya membuat penangkaran dan penetasan penyu. Tidak terkecuali sebuah organisasi yang bernama Banyuwangi Sea Turtle Foundation (BSTF).

Secara prinsip konservasi, Balai Besar KSDA Jawa Timur harusnya berbangga melihat masyarakat tumbuh kesadaran untuk melestarikan satwa purba ini. Tumbuhnya kesadaran tersebut tentunya juga tidak terlepas dari upaya Balai Besar KSDA Jawa Timur melakukan pembinaan dan penyuluhan kepada berbagai elemen masyarakat. Akan tetapi pekerjaan rumah ini ternyata belum selesai, hal ini terbukti dengan upaya penyelamatan telur untuk ditetaskan dan akan dilepaskan kembali belum menggunakan kaidah-kaidah konservasi sebagaimana yang diamanatkan Undang-Undang Nomor 5 tahun 1990 dan turunannya.

Kondisi demikian ini yang menarik perhatian Kepala Seksi Konservasi Wilayah (SKW) V, Sumpena, SP untuk melihat langsung kondisi lapangan pendaratan penyu. Pada 9 Mei 2016 sekira pukul 23.30 WIB Sumpena melakukan tinjauan lapangan ke Pantai Boom, Banyuwangi. Beruntung sekali pada malam itu, 4 ekor penyu Lekang (Lepidochelys olivacea) sempat mendarat dan bertelur di sepanjang pantai Boom dan Hotel MIRAH. Total telur 4 ekor penyu Lekang yang mendarat sejumlah 442 butir dan segera di pindahkan ke Lokasi Penetasan yang dimiliki oleh BSTF yang berada tidak jauh dari lokasi pendaratan penyu tersebut.

BSTF selama ini telah bekerjasama dengan BBKSDA Jatim dalam pelestarian penyu di Kabupaten Banyuwangi begitu pula beberapa kelompok masyarakat. Perlu menjadi perhatian bahwa BSTF dan kelompok-kelompok masyarakat masih sebatas mengamankan dan menetaskan telur penyu tersebut. Seharusnya upaya-upaya tersebut mampu membangun sebuah data tentang kondisi masing-masing spesies penyu di luar kawasan konservasi. Untuk itu perlu pengumpulan data jenis, jumlah dan individu yang bertelur melalui penandaan (tagging).

Kepada beberapa media lokal dan nasional mengikuti aktivitasnya malam itu, Sumpena mengucapkan terima kasih karena peran media yang turut pula berperan terhadap kelestarian penyu di Kabupaten Banyuwangi. (Adnan Aribowo / Polisi Kehutanan pada SKW V Banyuwangi)