Angin laut berhembus lembut di pesisir Dusun Boom, Desa Sawahmulya, Pulau Bawean – Gresik, Minggu siang (27/07/2025). Di tengah suara debur ombak dan aroma asin laut yang akrab bagi warga pesisir, sesosok tubuh abu keperakan perlahan hanyut ke tepi pantai. Seekor mamalia laut, lumba-lumba yang malang, terdampar tak berdaya, menjadi sorotan perhatian warga dan jagat maya.
Penemuan ini bermula dari kepedulian seorang pedagang makanan, Ibu Safia, yang mendapati seekor lumba-lumba terombang-ambing di laut sekitar pukul 12:24 WIB. Jaraknya saat itu masih sekitar 50 meter dari bibir pantai. Namun gelombang laut perlahan mendorong tubuh satwa karismatik itu hingga menepi, mengundang kehebohan warga sekitar yang spontan mengangkatnya ke daratan.
Video dan foto-fotonya menyebar dengan cepat di media sosial, dan akhirnya menarik perhatian Tim Resort Konservasi Wilayah (RKW) 10 Pulau Bawean, Balai Besar KSDA Jawa Timur. Kebetulan lokasi kejadian tidak jauh dari kantor RKW 10, sehingga tim segera menuju lokasi untuk melakukan penanganan awal.
Setiba di lokasi, tim konservasi bersama instansi terkait melakukan pengukuran morfometri satwa. Lumba-lumba tersebut tercatat memiliki panjang tubuh 187 cm, lingkar badan 96 cm, lebar ekor 42 cm, sirip depan 25 cm, dan sirip dorsal (atas) 29 cm. Hasil pemeriksaan awal tidak menemukan luka luar maupun tanda-tanda kekerasan. Penyebab kematian belum dapat dipastikan, namun kondisi tubuh utuh dan tidak menunjukkan indikasi eksploitasi manusia.
Koordinasi cepat dilakukan dengan UPT. Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Jawa Timur di Pulau Bawean. Setelah dilakukan wawancara singkat terkait kronologi kejadian, bangkai lumba-lumba tersebut akhirnya dipindahkan menggunakan kendaraan pick-up milik DKP ke lokasi yang memungkinkan untuk proses penguburan.
Penguburan dilakukan di area belakang Kantor DKP, sebagai bagian dari penghormatan terakhir terhadap mamalia laut yang menjadi simbol keakraban manusia dan laut ini.
Peristiwa ini mencerminkan sinergi yang kuat antara masyarakat pesisir, aparat konservasi, dan lembaga pemerintahan lokal. Respons cepat yang dimulai dari warga, dilanjutkan dengan aksi profesional dari Tim BBKSDA Jatim dan DKP Pulau Bawean menunjukkan bahwa kesadaran terhadap pentingnya menjaga kehidupan laut makin tumbuh di tengah masyarakat.
BBKSDA Jawa Timur terus mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam pelestarian satwa, termasuk dalam pelaporan dan penanganan kejadian terdamparnya mamalia laut. Di tengah meningkatnya ancaman terhadap spesies laut akibat perubahan iklim, polusi, dan aktivitas perikanan, setiap tindakan kecil memiliki arti besar bagi upaya konservasi.
Lumba-lumba yang ditemukan di Bawean mungkin telah kembali ke daratan tanpa sempat mengucapkan perpisahan kepada laut lepas. Namun jejak keberadaannya menjadi pengingat bahwa laut masih menyimpan rahasia dan tanggung jawab kita untuk menjaganya. (dna)
Sumber: Bidang KSDA Wilayah 2 Gresik – Balai Besar KSDA Jawa Timur