Suara riuh 320 pelajar SMP Negeri 14 Surabaya memenuhi Aula Joglo di siang yang teduh, Selasa (12/8/2025). Di balik raut wajah penuh rasa ingin tahu, tersimpan benih kepedulian yang hendak ditanam, benih untuk mencintai bumi, melindungi satwa, dan menjaga hutan agar tetap lestari.
Pada momen peringatan Hari Konservasi Alam Nasional (HKAN) 2025, Balai Besar KSDA Jawa Timur hadir bukan sekadar memberi ceramah, tetapi membangkitkan kesadaran generasi muda untuk menjadi garda depan penyelamat keanekaragaman hayati. Tim Seksi KSDA Wilayah III Surabaya, yang terdiri dari Rakhmat Hidayat (Polisi Kehutanan Ahli Madya), Ach. Onky Pryono (Penyuluh Kehutanan Ahli Pertama), dan Ego Lion Sakty (Pengendali Ekosistem Hutan Pemula), menjadi narasumber dalam kegiatan Sosialisasi Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya di SMP Negeri 14 Surabaya.
Mengusung tema “Menjaga Keanekaragaman Hayati untuk Generasi Mendatang”, kegiatan ini diikuti oleh guru, staf sekolah, mahasiswa Universitas Negeri Surabaya (Unesa), dan 320 siswa kelas VII. Para narasumber tidak hanya membagikan pengetahuan, tetapi juga membangun keterhubungan emosional antara peserta dan alam di sekitar mereka.
Materi yang dibawakan meliputi Kebijakan Pengelolaan KSDAE, termasuk tugas pokok BBKSDA Jatim dan strategi konservasi yang mencakup perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan jenis tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya, serta pemanfaatan lestari sumber daya alam hayati serta Kesadaran Lingkungan, menanamkan kepedulian sejak dini agar pelajar mampu menjadi agen perubahan di tengah tantangan degradasi alam.
Setelah penyampaian materi, suasana aula berubah menjadi lebih hidup. Sesi tanya jawab berlangsung hangat, diwarnai rasa penasaran para pelajar tentang satwa liar, habitatnya, dan upaya pelestariannya.
Puncak acara menjadi momen tak terlupakan, mural Bunga Rafflesia setinggi dinding sekolah dibuat dari tutup botol bekas menjadi sebuah simbol bahwa kreativitas bisa berjalan seiring dengan pesan konservasi. Warna merah marun bunga raksasa itu seakan mengingatkan semua orang akan keunikan flora Indonesia yang harus dijaga.
Tidak berhenti di situ, tim BBKSDA Jatim juga memutar video perbandingan satwa yang hidup bebas di alam dan yang berada dalam sangkar. Visual itu menjadi pukulan emosional bagi peserta, menyadarkan bahwa kebebasan adalah hak setiap makhluk hidup.
Dalam diskusi penutup, pihak SMPN 14 Surabaya mengungkapkan keinginan untuk terlibat langsung dalam kegiatan konservasi BBKSDA Jatim, termasuk pelepasliaran satwa dan kampanye pelestarian lingkungan. Dukungan semacam ini menjadi sinyal positif bahwa kolaborasi antara lembaga pendidikan dan instansi konservasi dapat menjadi kekuatan besar dalam merawat warisan alam.
Dari ruang aula di pinggiran Surabaya, pesan itu disampaikan dengan lantang bahwa masa depan bumi ada di tangan generasi muda. Melalui edukasi yang menyentuh hati dan menggerakkan aksi, Balai Besar KSDA Jawa Timur berharap semangat menjaga alam tak berhenti di dinding sekolah, tetapi tumbuh subur di setiap langkah anak bangsa. (dna)
Sumber: Bidang KSDA Wilayah 2 Gresik – Balai Besar KSDA Jawa Timur