Garangan, Pemangsa Imut Penyeimbang Ekosistem

Share

Siapa yang tidak mengenal garangan, mamalia berbulu cokelat dan berjalan di tanah dengan empat kaki. Sebagian orang pasti mengenalnya, namun belum tentu pernah menjumpai di habitatnya. Namanya garangan jawa atau Herpestes javanicus, satwa liar ini bisa hidup di kawasan hutan, perkebunan, sampai pemukiman.

Kemungkinan habitatnya semakin menyempit dengan banyakknya peralihan fungsi lahan, seperti pembangunan area pemukiman. Kondisi habitat yang beragam tersebut juga dipengaruhi oleh ketersediaan makanan.

Garangan merupakan mesopredator, karena makanannya yang sangat beragam. Mangsa garangan jawa mulai dari moluska seperti siput, hewan melata seperti kadal dan ular, ikan, burung, sampai hewan pengerat seperti tikus.

Mesopredator memiliki peranyang sangat penting bagi keseimbangan ekosistem. Sebagai contoh, garangan jawa dapat digunakan sebagai agen pengendali biologi seperti burung hantu, yaitu pengendali hama tikus. Di beberapa daerah, garangan sengaja diintroduksi untuk mengendalikan tikus, seperti di pulau Fijian, pulau Amami-Oshima, dan Puerto Rico.

Berdasarkan daftar merah dari International Union for Conservation of Nature (IUCN), mamalia kecil ini memiliki status konservasi Last Concern (LC) atau berstatus Risiko Rendah. Garangan jawa juga bukan satwa liar yang dilindungi oleh pemerintah.

Meskipun demikian, kita juga harus turut menjaga keberadaannya di alam agar ekosistem tetap seimbang. Jadi, apakah kalian sudah pernah melihat garangan jawa di sekitar rumah atau kebun kalian? Seperti foto garangan jawa ini yang diabadikan di lahan persawahan Mojokerto, wilayah RKW 09 Mojokerto.

Sumber: Akhmad David Kurnia Putra – Polhut Ahli Pertama Seksi KSDA Wilayah I Kediri