Di Balik Serahan Dua Bayi Lutung Budeng dari Sampang

Share

Siang itu (25/11/2025), sekitar pukul 10.00 WIB, sebuah pesan masuk ke jajaran Seksi KSDA Wilayah IV Sumenep. Informasi tersebut datang dari Kepala Bidang KSDA Wilayah III Jember, bahwa ada warga Kabupaten Sampang yang berniat menyerahkan satwa dilindungi kepada negara.

Dalam dunia konservasi, alur informasi adalah urat nadi. Tanpa konektivitas yang cepat dan akurat, banyak satwa liar kehilangan kesempatan diselamatkan. Kejadian di Sampang ini menjadi contoh nyata bagaimana sistem call center dan jalur aduan masyarakat di Balai Besar KSDA Jawa Timur berperan sebagai titik awal sebuah operasi penyelamatan. Informasi yang tersampaikan dengan baik, cepat, dan terarah memungkinkan petugas bergerak tanpa jeda.

Tim Seksi KSDA Wilayah IV merespons seketika. Komunikasi dibuat, koordinasi dibangun, dan langkah kaki petugas segera mengarah ke lokasi. Di sebuah rumah sederhana itulah dua anakan lutung budeng (Trachypithecus auratus) ditemukan, tampak mungil, rentan, namun cukup responsif saat diberi susu. Usia mereka masih sangat muda, terlalu muda untuk bertahan tanpa induk, apalagi dalam situasi pemeliharaan domestik.

Kepada petugas, pemilik bernama Hahisan mengaku mendapatkan kedua lutung itu dari pasar tanpa mengetahui status perlindungannya. Kurangnya literasi konservasi masih menjadi masalah berulang yang dihadapi banyak kawasan di Indonesia. Setelah mendapatkan penjelasan mengenai status dan pentingnya kelestarian lutung budeng, primata endemik yang menjadi penanda kesehatan ekosistem hutan tropis, yang bersangkutan menyerahkan satwa tersebut secara sukarela.

Namun serah terima bukanlah akhir dari cerita. Petugas Seksi KSDA Wilayah IV masih melakukan pendalaman informasi untuk mengetahui asal-usul satwa ini, sebagai bagian dari upaya menekan peredaran ilegal tumbuhan dan satwa liar. Di sisi lain, koordinasi dilakukan dengan Wildlife Rescue Unit (WRU) BBKSDA Jawa Timur. Pada hari yang sama, kedua bayi lutung itu dijadwalkan untuk dibawa ke fasilitas WRU di Sidoarjo, tempat mereka akan mendapatkan penanganan medis dan perawatan intensif yang sesuai standar kesejahteraan satwa.

Peristiwa ini menunjukkan satu hal penting, ketika masyarakat memiliki akses yang jelas, cepat, dan mudah kepada call center aduan konservasi, peluang untuk menyelamatkan satwa liar meningkat secara signifikan. Konektivitas informasi, dari warga, ke pejabat wilayah, hingga ke petugas lapangan adalah fondasi yang menjaga agar setiap tindakan penyelamatan berjalan efektif. Tanpa rantai informasi yang terhubung dengan baik, dua bayi lutung itu mungkin tidak akan pernah mendapatkan kesempatan kedua.

Lutung budeng sendiri adalah bagian penting dari mosaik keanekaragaman hayati Jawa Timur. Keberadaannya membantu menjaga keseimbangan ekologi hutan, dan setiap individu yang terselamatkan berarti menjaga satu benang kehidupan dalam jaringan besar ekosistem.

BBKSDA Jawa Timur menyampaikan apresiasi kepada masyarakat yang dengan kesadarannya bersedia menyerahkan satwa dilindungi, sekaligus mengajak warga lainnya untuk terus memanfaatkan kanal-kanal pengaduan resmi ketika menemukan satwa liar yang diperdagangkan, dipelihara, atau terluka. Setiap laporan adalah langkah kecil menuju gerakan besar: mengembalikan satwa liar ke habitatnya dan memastikan hutan Indonesia tetap bernapas.

Dan pada hari itu, di sebuah sudut Sampang, dua bayi lutung budeng kembali mendapatkan harapan, harapan untuk pulih, tumbuh, dan suatu hari nanti, kembali ke pelukan hutan yang selalu menanti mereka pulang. (dna)

Sumber: Bidang KSDA Wilayah Gresik – Balai Besar KSDA Jawa Timur