Bimtek Promosi Pemanfaatan Jasa Lingkungan di Hutan Konservasi

Share

Salah satu sektor unggulan yang terus dikembangkan di Jawa Timur, yakni wisata alam, dan hal tersebut harus terus digali potensinya. Di Jawa Timur terdapat 4 taman nasional dan taman-taman wisata alam, serta suaka margasatwa yang luar biasa, namu potensi yang ada belum tergali semuanya.

Demikian sambutan Dr. Ir. Ayu Dewi Utari, M.Si., Kepala Balai Besar KSDA Jawa Timur dalam rangka pembukaan Bimbingan Teknis Promosi Pemanfaatan Jasa Lingkungan di Hutan Konservasi, yang dilaksanakan di kantor Balai Besar KSDA Jawa Timur (BBKSDA Jatim), 14 April 2016.

Kegiatan bimtek tersebut diikuti oleh pejabat dan staf teknis BBKSDA Jatim serta mitra pada taman wisata alam lingkup BBKSDA Jatim.

Dalam kesempatan tersebut, Ayu memberikan paparan dengan judul “Kunci Sukses Kawasan Konservasi sebagai Ekowisata Unggulan”. Ia menjelaskan bahwa pemerintah menetapkan target jumlah pengunjung mancanegara dari 9 juta jiwa di tahun 2014 menjadi 20 juta jiwa pada tahun 2019. Untuk kawasan taman nasional dan taman wisata alam ditargetkan 1,5 juta orang saja. Terlihat sepertinya jumlah yang kecil, namun apakah para pengelola sanggup untuk memenuhinya.

“Untuk itu perlu dikembangkan ekowisata, dimana masyarakat selaku pelaku wisata, pemilik wisata, sekaligus menjadi obyek wisata juga”, imbuhnya. Untuk itu perlu dilakukan promosi, dimana terdapat 4 kriteria sebuah tempat menjadi kawasan wisata, yakni accessibility, attraction, acceptance, dan accommodation.

Pada intinya, para wisatawan memerlukan 4 hal dalam mengunjungi sebuah lokasi ekowisata, yakni kejelasan, kemudahan, keindahan, dan kenyamanan.

Sebelum mengakhiri paparannya, Ayu menekankan pentingnya branding dari sebuah tempat wisata, dan tentu bahasa yang digunakan adalah Bahasa Inggris. Mengapa? Karena target pasar yang dibidk adalah wisatawan mancanegara, dimana mereka akan menghamburkan dollar mereka untuk berwisata di Indonesia.

Pada sesi selanjutnya, Ir. Ridwan, Kepala Sub Direktorat Promosi dan Pemasaran, Direktorat Pemanfaatan Jasa Lingkungan Hutan Konservasi (PJLHK), memberikan paparan yang mengambil judul “Promosi Pemanfaatan Jasa Lingkungan Hutan Konservasi”.

Dalam paparannya, Ridwan mejelaskan bahwa sebenarnya ada 4 hal dipromosikan oleh Sub Direktorat Promosi dan Pemasaran, Direktorat Pemanfaatan Jasa Lingkungan Hutan Konservasi (PJLHK), yakni Obyek dan Daya Tarik Wisata Alam, Air, Panas Bumi (Geothermal), dan Karbon.

Menurutnya, Indonesia memiliki potensi sebanyak 521 kawasan konservasi yang dapat menjadi daya tarik wisata alam, tentunya di luar kawasan cagar alam. Selanjutnya juga terdapat 600 milyar meter kubik air di dalam kawasan konservasi, 6,16 Mega Watt potensi listrik dalam kawasan konservasi, serta 625 Giga ton karbon yang tentunya juga di dalam kawasan konservasi.

Jadi, arah kebijakan pemerintah ke depan adalah mendukung agenda nasional yang terkait dengan pengembangan 4 potensi besar tersebut di kawasan konservasi. (Agus Irwanto)