Di tengah suasana mendung di Kantor Balai Besar KSDA Jawa Timur, langkah-langkah ringan tim dari Balai KSDA Yogyakarta terdengar bersahutan. Mereka datang bukan sekadar membawa berkas dan agenda kerja, melainkan semangat untuk bertukar pengalaman, dan memperkuat jejaring konservasi antar balai (12/11/2025).
Kegiatan hari pertama dalam rangka Upskilling Personil Pelayanan dan Perizinan Pemanfaatan Tumbuhan dan Satwa Liar (TSL) ini menjadi ruang kolaboratif yang hangat. Tim dari BKSDA Yogyakarta disambut langsung oleh Purwantono, S.Hut., M.P., Kepala Bidang KSDA Wilayah III Jember, dan Dr. Ichwan Muslih, S.Si., M.Si., Kepala Bidang KSDA Wilayah II Gresik, bersama jajaran pejabat fungsional dan teknis Balai Besar KSDA Jawa Timur.
Turut hadir dalam penyambutan, Rakhmat Hidayat (Polhut Madya/Kepala RKW 07 Surabaya), Fajar Dwi Nur Aji (PEH Muda/Kepala RKW 09 Mojokerto), anggota Pokja P3M (Imam Talkah dan Fajar Hasan Fadli), serta Dodit Ari Guntoro – Koordinator PEH BBKSDA Jatim.
Dalam sambutannya, Kepala Bidang KSDA Wilayah III Jember menekankan bahwa semangat konservasi hari ini bukan lagi sebatas menjaga kelestarian tumbuhan dan satwa liar di habitatnya, melainkan juga menghadirkan tata kelola perizinan yang adaptif terhadap perubahan zaman.
“Pelayanan konservasi kini harus mampu menjembatani kebutuhan masyarakat dengan prinsip keberlanjutan. Setiap izin yang dikeluarkan adalah bentuk tanggung jawab terhadap ekosistem,” ujar Purwantono.
Usai sesi pembukaan, kegiatan berlanjut dengan penjelasan mengenai sistem Sitroom BBKSDA Jawa Timur, pusat kendali data konservasi yang memadukan informasi spasial, kegiatan lapangan, serta sistem pengawasan berbasis digital. Tak berhenti di sana, para peserta juga mendalami mekanisme SIMPLIK (Sistem Informasi Pelayanan dan Perizinan Satwa Liar dan Kawasan Konservasi), inovasi digital yang menjadi tulang punggung pelayanan perizinan pemanfaatan TSL di Jawa Timur.
Diskusi berkembang menjadi forum yang hidup. Tim teknis dari kedua balai saling berbagi pengalaman lapangan, terutama dalam pengawasan lembaga konservasi, penangkaran, dan pengendalian peredaran tumbuhan serta satwa liar. Cerita tentang tantangan di lapangan, dari penegakan hukum hingga edukasi masyarakat, menjadi pelajaran berharga yang membuka ruang sinergi lebih luas.
Suasana diskusi hari pertama bukan hanya menggambarkan proses belajar antar lembaga, tetapi juga menunjukkan wajah baru birokrasi konservasi yang terbuka, adaptif, dan kolaboratif. Melalui pendekatan berbasis data dan dialog, kedua balai berupaya memperkuat pelayanan publik di sektor konservasi agar lebih efisien, transparan, dan berdampak ekologis.
Kegiatan akan berlanjut pada Kamis, 13 November 2025, dengan kunjungan lapangan ke Unit Penangkaran CV. Pasti Sukses, Lembaga Konservasi PDTS Kebun Binatang Surabaya, serta Unit Pengedar TSL CV. Tirta Surya Sri Rejeki sebagai bagian dari agenda kunjungan lapangan dan studi pembelajaran langsung.
Sinergi lintas balai ini diharapkan menjadi fondasi kuat bagi terbentuknya sistem pelayanan konservasi yang terintegrasi di seluruh Indonesia, di mana setiap data, kebijakan, dan tindakan di lapangan berpihak pada satu tujuan yaitu untuk menjaga keberlanjutan kehidupan alam dan seluruh makhluk yang bergantung padanya. (dna)
Sumber: Fajar Dwi Nur Aji, Pengendali Ekosistem Hutan Ahli Muda di Balai Besar KSDA Jawa Timur