Balai Besar KSDA Jawa Timur berencana melepasliarkan seekor Owa Jawa (Hylobates moloch) berkelamin betina. Owa Jawa tersebut berasal dari Balai Pengamanan dan Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan Wilayah Jawa Bali Nusa Tenggara pada Agustus 2017 yang lalu.
Bersama-sama Jakarta Animal Aid Network (JAAN), Owa Jawa tersebut akan direlokasi ke Pusat Rehabilitasi Primata Jawa The Aspinal Foundation di Patuha Resort untuk direhabilitasi guna dilepasliarkan ke habitatnya.
Sebagai langkah awal, BBKSDA Jatim melakukan cek laboratorium pada Owa Jawa bernama Femi tersebut pada 12 Februari 2018. Cek yang dilakukan di Rumah Sakit Hewan Universitas Airlangga tersebut berupa pemeriksaan berat badan, suhu tubuh, denyut nadi, nafas, hingga tingkat dehidrasi.
Selain itu BBKSDA Jatim secara rutin setiap bulannya melakukan pemeriksaan terhadap feses dari Owa jawa berumur 9 bulan tersebut. Hal ini untuk mengontrol adanya parasit atau tidak dalam pencernaannya.
Owa Jawa tergolong salah satu primata yang paling terancam kepunahan. Penyebarannya sangat terbatas di bagian barat Pulau Jawa, di hutan-hutan dataran rendah dan hutan pegunungan bawah. Penyebaran paling timur adalah di wilayah Gunung Slamet serta di jajaran Pegunungan Dieng . Itu sebabnya Organisasi konservasi dunia IUCN memasukkannya ke dalam kategori Genting (EN, endangered).
(Agus Irwanto, Staf Seksi P3)