Anakan Kakatua Kecil Jambul Kuning Terselamatkan Di Masakambing

Share

Sebuah kisah dramatis penyelamatan satwa langka kembali terjadi di Pulau Masakambing, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur. Pada Minggu (28/9/2025), seekor anakan Kakatua Kecil Jambul Kuning (Cacatua sulphurea abbotti) ditemukan warga dalam kondisi terjatuh dari sarang di hutan mangrove sisi utara pulau. Burung mungil yang menjadi salah satu ikon konservasi dunia itu berhasil diselamatkan sebelum menjadi santapan predator alaminya, biawak.

Temuan berawal ketika Hasan, warga Desa Masakambing, melihat seekor anakan kakatua tergeletak di akar mangrove. Ia mencoba membantu burung itu terbang, namun karena usianya masih terlalu muda, sayapnya belum mampu mengepak kuat. Hasan segera menyerahkannya kepada Masyarakat Mitra Polhut (MMP) setempat, Usman Daeng Mangung, untuk mendapat penanganan.

“Burung ini masih sehat, hanya memang belum waktunya terbang. Jika dibiarkan, sangat berisiko dimangsa biawak yang banyak berkeliaran di sekitar mangrove,” ujar Usman Daeng saat melakukan pemeriksaan awal. Identifikasi menunjukkan burung tersebut berjenis kelamin jantan, bagian dari koloni aktif yang bersarang di pohon mangrove sekitar lokasi temuan.

Saat ini, anakan kakatua tersebut dirawat intensif di rumah Usman Daeng di Pulau Masakambing. Perawatan dilakukan dengan penuh kehati-hatian agar satwa langka ini tetap dapat berkembang secara alami hingga tiba waktunya dilepasliarkan kembali ke koloninya.

Kepala Balai Besar KSDA Jawa Timur, Nur Patria Kurniawan, S.Hut., M.Sc., menegaskan pentingnya langkah cepat masyarakat dalam melindungi satwa liar, khususnya jenis-jenis yang terancam punah.

“Penyelamatan ini menjadi bukti nyata peran serta masyarakat Masakambing dalam menjaga keberlangsungan Kakatua Kecil Jambul Kuning, yang kini populasinya tinggal sangat sedikit di dunia. Kami mengapresiasi kepedulian warga, dan akan memastikan burung ini dirawat hingga siap kembali ke habitatnya,” ungkapnya.

Kakatua Kecil Jambul Kuning termasuk salah satu burung paling terancam punah di dunia, dengan populasi alami yang tersisa sangat terbatas dan sebagian besar hanya bertahan di Pulau Masakambing. Setiap individu memiliki nilai penting dalam menjaga keberlangsungan spesies ini.

Penyelamatan ini tidak hanya menjadi kabar gembira bagi dunia konservasi, tetapi juga meneguhkan harapan, bahwa selagi ada kepedulian dari masyarakat dan pengelola kawasan, kehidupan satwa langka masih bisa terus berlanjut di pulau kecil yang menjadi rumah terakhirnya. (dna)

Sumber: Bidang KSDA Wilayah 2 Gresik – Balai Besar KSDA Jawa Timur