Type to search

Berita

Amfibi dan Sayap-Sayap Cahaya Mengungkap Kisah yang Hampir Terlupakan di Manggis Gadungan

Share

Dalam keheningan yang menyelimuti lembaran dedaunan menghijau Cagar Alam Manggis Gadungan, tim Smart Patrol menemukan sesuatu yang lebih dari sekadar jejak. Mereka menemukan kehidupan.

Kehidupan yang selama ini tersembunyi di bawah semak nan lembab dan dedaunan yang rimbun. Dua jenis amfibi yang belum pernah tercatat dalam inventaris kawasan sebelumnya, dan puluhan kupu-kupu yang menari di antara cahaya pagi seperti serpihan pelangi yang jatuh ke bumi.

Perjalanan Smart Patrol oleh tim Seksi KSDA Wilayah I Kediri dan Masyarakat Mitra Polhut (MMP) pada 7–10 Juli 2025, sejatinya adalah misi rutin. Menyisir 14 grid hutan dari utara ke selatan pada kawasan konservasi seluas 2,8 hektare.

Namun, seperti kata para rimbawan tua, tak ada patroli yang benar-benar biasa di dalam hutan. Selalu ada kejutan, bagi mereka yang berjalan pelan dan jeli, memperhatikan, dan mau mendengar bisikan alam.

Di tengah lembabnya lapisan tanah dan semak berduri, dua ekor amfibi dengan corak berbeda tertangkap lensa kamera. Salah satunya berwarna kehijauan dengan pola bintik halus di punggung, yang lain lebih kecoklatan, dengan struktur kaki yang unik, mungkin adaptasi dari substrat bebatuan kawasan ini.

Dugaan awal mengarah pada jenis katak pohon kutil palsu dan percil berselaput yang sebelumnya tak terdata di Manggis Gadungan. Keduanya kini tengah dianalisis lebih lanjut oleh tim identifikasi biodiversitas BBKSDA Jatim.

Tak berhenti di sana, langit terbuka sejenak saat pagi menjelang di hari ketiga patroli. Di tengah celah pepohonan tinggi, cahaya matahari memantul di sayap-sayap halus milik puluhan kupu-kupu.

Petugas mencatat setidaknya 37 individu dari beragam jenis, termasuk spesies langka seperti Parthenos sylvia dan Prioneris philonome yang menjadi indikator penting kualitas ekosistem. Sayap mereka bukan hanya indah, tetapi menjadi pertanda bahwa ekosistem ini masih memiliki nyawa, yang berdetak tenang di tengah tekanan global terhadap keanekaragaman hayati.

Tak ditemukan ancaman atau gangguan terhadap kawasan selama patroli berlangsung. Sebaliknya, petugas menemukan pos jaga, papan nama kawasan, dan dua pal batas yang mulai memudar dan direncanakan untuk direvitalisasi.

Komunikasi sosial juga dibangun secara aktif, warga yang berkebun di batas kawasan diajak berdialog dan diberi pemahaman akan pentingnya menjaga kawasan hutan ini sebagai benteng terakhir sisa ekosistem alami di wilayah barat Kediri.

“Temuan tambahan dua jenis amfibi dan peningkatan data kupu-kupu adalah angin segar bagi konservasi kita,” ujar Rizhal Kopi Pengendali Ekosistem Hutan Ahli Pertama Seksi KSDA Wilayah I Kediri.

“Mereka bukan sekadar spesies. Mereka adalah simbol dari apa yang masih bisa kita selamatkan,” tambahnya.

Tak banyak kawasan di Jawa Timur yang menyisakan narasi lengkap seperti Manggis Gadungan, di mana flora, fauna, dan manusia masih bisa saling menatap tanpa saling melukai. Dalam keheningan hutan, para penjaga berjalan tanpa tepuk tangan. Tapi langkah mereka mencatat sejarah.

Dan kali ini, sejarah itu ditulis oleh seekor katak kecil dan kepak kupu-kupu yang menari dalam cahaya pagi. (dna)

Sumber: Bidang KSDA Wilayah 1 Madiun – Balai Besar KSDA Jawa Timur

Tags:

You Might also Like