24 Ekor Abotti Terpantau di Masakambing
Share
Balai Besar KSDA Jawa Timur secara rutin melakukan monitoring kakatua kecil jambul kuning (Cacatua sulphurea abbotti) untuk mengetahui dinamika perubahan populasinya mulai tahun 2011 hingga saat ini. Selain itu juga dilakukan kegiatan pembinaan habitat yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas tempat hidup bagi Kakatua.
Habitat alami kakatua ras abotti hanya ditemukan di Pulau Masakambing, kepulauan Masalembu kabupaten Sumenep. Pulau dengan luas hanya 770 hektare menjadi habitat terakhir si jambul kuning, setelah 1987 spesies terakhir terlihat di pulau Masalembu (Nandika, 2009). Burung yang disebut masyarakat setempat dengan nama beka tersebut hidup di lahan perkebunan milik masyarakat dan hutan mangrove yang mengelilingi pulau.
Pada 9 hingga 16 November 2017, tim Seksi Konservasi Wilayah IV melakukan kegiatan monitoring dan pembinaan habitat kakatua. Monitoring dilakukan dengan menggunakan metode point count, menempatkan pengamat pada titik-titik pengamatan kemudian melakukan pencatatan jumlah burung yang di jumpai. Hal itu dilakukan setiap pagi dan sore selama 3 hari berturut-turut.
Dari hasil perhitungan dan analisis data, diperkirakan jumlah kakatua sebanyak 24 ekor yang berarti bertambah 1 ekor dibanding tahun 2016. Tahun ini tercatat ada 2 anakan yang berhasil menetas namun ada 1 burung dijumpai mati.
Beberapa upaya untuk meningkatkan kualitas habitat, menjaga dan meningkatkan jumlah populasi kakatua, salah satunya pemasangan papan informasi dan himbauan. Selain itu juga dipasang beberapa sarang buatan, perlindungan pohon sarang, serta penyemaian bibit-bibit mangrove, kapuk, kelapa dan kedondong.
Menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk turut serta menjaga burung kakatua menjadi salah satu tujuan tim monitoring sejak kegiatan ini pertama kali dilaksanakan. Dan tentu saja menjaga kelestarian kakatua menjadi tujuan utamanya.
Teks dan Foto
Didik Sutrisno
Penyuluh Kehutanan di Seksi Konservasi Wilayah IV Madura