Type to search

Berita

21 Satwa Liar Diselamatkan di Tengah Kota Surabaya dan Gresik

Share

Di antara deru mesin dan kepungan beton yang terus merayap di dua kota pesisir utara Jawa Timur, kisah lain tentang keberanian dan kepedulian hidup berdampingan pun lahir. Hari itu, 21 individu satwa liar dari empat jenis berbeda berhasil dievakuasi oleh tim gabungan Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Surabaya serta Kabupaten Gresik, kemudian diserahkan ke Balai Besar KSDA Jawa Timur untuk penanganan lebih lanjut.

Tim Matawali (Penyelamatan Satwa Liar) dari Seksi KSDA Wilayah III Surabaya segera merespon penyerahan tersebut. Hasilnya, satu individu Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis) jantan yang sebelumnya terjebak di kawasan padat penduduk di Surabaya kini berada dalam pengawasan medis dan perilaku. Bersamanya, ada lima belas ekor ular sanca kembang (Malayopython reticulatus) yang ditangkap dari berbagai titik di kota.

Sementara itu dari Gresik, drama penyelamatan satwa liar pun tak kalah menegangkan. Di tengah panasnya atap seng dan lorong sempit pemukiman, petugas Damkar Gresik menemukan dan menyerahkan sepuluh ular sanca kembang, empat ular sanca bodo (Python bivittatus) yang masuk kategori satwa dilindungi dan termasuk Appendiks II CITES, serta satu ekor ular welang (Bungarus fasciatus), spesies berbisa dengan corak hitam-putih mencolok yang menandakan bahayanya di alam.

Semua satwa tersebut kini telah ditransfer ke Wildlife Rescue Unit (WRU) BBKSDA Jawa Timur di Sidoarjo. Di sana, mereka akan menjalani tahapan pemeriksaan kesehatan, observasi, hingga proses rehabilitasi sebelum kemungkinan dilepasliarkan kembali ke habitat alaminya.

Meski tak semuanya dilindungi oleh peraturan perundang-undangan, keberadaan mereka di tengah pemukiman padat tetap memunculkan potensi interaksi negatif dan risiko keselamatan baik bagi manusia maupun satwa. Maka, kolaborasi lintas sektor menjadi kunci penting.
“Ini bukan semata-mata soal evakuasi, tapi upaya memulihkan relasi antara manusia dan satwa di tengah ekosistem yang makin terdesak,” ungkap Yudianang Indra – Polisi Kehutanan Penyelia disela kegiatan evakuasi di lapangan.

Kegiatan ini menjadi catatan penting akan peran strategis kerja sama antara BBKSDA Jatim dan dinas-dinas pemadam kebakaran dalam menyelamatkan nyawa makhluk liar yang terdesak oleh pembangunan. Kolaborasi ini menunjukkan bahwa konservasi bukan hanya urusan rimbawan, tetapi panggilan tanggung jawab semua pihak yang peduli pada keberlangsungan hidup makhluk lain di bumi ini. (dna)

Sumber: Bidang KSDA Wilayah 2 Gresik – Balai Besar KSDA Jawa Timur

Tags:

You Might also Like